Penelitian dari Australian Institute of Criminology menyebutkan jika anak-anak yang menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga sering kali menunjukkan masalah dalam perilaku dan emosional.
Dalam kekerasan rumah tangga, ayah dan ibunya bisa menjadi pelaku atau korban. Bahkan bukan tak mungkin anak pun terseret menjadi korban.
BACA JUGA: Wah, Ada Donat Rasa Indomie Goreng di Australia! Bagaimana Rasanya Ya?
Contohnya, bila Si Kecil melihat dan mendengar sang ibu diancam dan direndahkan oleh sang ayah, itu akan selalu terbayang dalam ingatan Si Kecil sehingga berujung pada rasa traumatis terhadap kekerasan.
Parahnya, untuk Si Kecil yang masih belia bisa saja diperalat oleh salah satu pihak orangtua untuk turut membantunya melakukan kekerasan tersebut, seperti dimanipulasi untuk menyakiti ibu mereka.
Selain psikologis Si Kecil yang akan terganggu, kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh Moms dan Dads pun bisa mengancam Si Kecil mengalami cedera fisik.
Hal itu bisa saja terjadi secara tidak sengaja di kala Moms dan Dads sedang bertikai, misalnya Moms atau Dads akan melemparkan sesuatu benda, tapi ujungnya malah mengenai badan Si Kecil.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | domesticviolence.com.au |
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR