Istri sering menangis
“Ketika malam, istri sering menangis melihat kondisi anak-anak. Karena kedua anak kami punya keterbatasan ditambah ekonomi kami seperti ini. Kadang, Wiwit dan Vivi mengatakan kepada saya, ingin jadi orang pintar dan ingin belajar. Tapi, apa daya kami, keadaan ini memaksa kami hidup di konsisi seperti ini,” kata Dasirin.
Penghasilannya yang hanya bekerja sebagai buruh tani dan merawat kerbau tidaklah seberapa.
Namun, tinggal di hutan ternyata memiliki keuntungan sendiri untuk keluarga Dasirin.
Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, tak jarang Dasirin memanfaatkan buah-buahan dan umbi yang ada di hutan.
Dasirin juga berkisah mengenai susahnya hidup di hutan.
Terkadang, ia dan keluarga pernah mengalami keracunan karena makan umbi beracun.
Keracunan makanan ditambah kondisi nutrisi yang kurang tentu saja semakin memperparah kondisi kesehatan Dasirin.
Selain masalah makanan, Dasirin juga pernah mengalami hal mengerikan mengenai hewan hutan.
Pernah binatang hutan masuk ke gubuk dan membuat anak-anaknya takut.
Hal inilah yang cukup membuat Dasirin was-was setiap meninggalkan anak-anaknya di rumah.
Namun, taka da pilihan lain karena hanya dengan Dasirin dan istrinya bekerjalah keluarga kecil mereka bisa hidup.
“Adanya umbi, ya kami makan. Beruntung kalau ada buah. Beberapa waktu lalu, saya juga salah memakan umbi hingga keracunan. Kadang, binatang hutan masuk gubuk kami saat anak-anak tinggal sendirian di gubuk. Kami tak bisa berharap apa-apa dan hanya bisa bertahan,” ujar Dasirin pasrah dengan keadaan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | WebMD,Tribun Jateng,tribun |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR