Setelah mempelajari sekelompok kecil korban pelecehan anak, ia menyarankan bahwa maladaptive daydreaming (MD) dapat digunakan sebagai mekanisme penanggulangan oleh orang-orang yang mengalami situasi traumatis.
Tapi bagaimanapun, tidak diperlukan karena banyak orang mungkin mengalami MD tanpa mengalami trauma.
Seperti yang dicatat Somer, beberapa dari kita hanya "born with the capacity for immersive, vivid daydreaming."
Baca Juga : Buah Labu Untuk Turunkan Berat Badan, 5 Manfaat Lainnya Mengejutkan!
Peneliti lain juga menyarankan bahwa MD bukanlah kondisi yang unik tetapi tanda potensi penyakit lain seperti gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD) atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Somer menunjukkan bahwa skizofrenia, yang mungkin tampak serupa, ditandai oleh ketidakmampuan untuk membedakan antara realitas dan fantasi.
Orang dengan MD, di sisi lain, mengakui bahwa lamunan mereka tidak nyata.
Masalahnya adalah mereka tidak mampu menghentikan fantasi karena itu menjadi ritual yang obsesif.
Baca Juga : Siapkan Kehamilan, Cek Daftar Makanan yang Harus Dikonsumsi!
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR