Tapi ketika dalam suatu kesempatan ia bertemu dengan yang lebih “klop”, biasanya kemudian ada perceraian. Lalu, siapakah jodohnya yang sebenarnya?
Penjelasannya begini. Seseorang yang kita anggap sebagai jodoh, belum tentu cocok untuk dilanjutkan ke tahap pernikahan.
Artinya, kita bisa saja tidak menikah dengan jodoh kita.
Namun kita menikah dengan seseorang yang mau diajak membentuk keluarga, visinya sama, dan ingin menjalani sisa kehidupan bersama.
Moms patut bersyukur, jika yang bisa berlanjut ke tahap pernikahan adalah jodohMoms.
“Tapi ingat, untuk masuk ke perkawinan, cocok dan serasi saja tidak cukup. Butuh komitmen dan penyesuaian,” kata Evelyn Suleeman, MA, sosiolog keluarga dari Universitas Indonesia.
Biar semakin jelas, Evelyn menuturkan, ada perbedaan mendasar antara pemilihan jodoh dan perkawinan.
Sepanjang hidup, kita mengenal banyak orang dan melakukan interaksi dengan mereka.
Mungkin saja ada beberapa orang yang kita anggap jodoh, karena cocok. Tapi akhirnya kita hanya memilih seseorang untuk dinikahi.
“Sebab, menikah itu pilihan,” jelas Evelyn.
Baca Juga : Riset: Tujuh Tahun Merupakan Fase Paling Rawan dalam Pernikahan, Ini Alasannya
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | psychology today,intisari online,Liveabout |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR