Panduan New Normal untuk Moms: New Normal dan Pentingnya Peran Perempuan Jadi Agen Perubahan Selama Pandemi Covid-19
Nakita.id - Sejak Maret lalu, Indonesia mulai mengonfirmasi adanya wabah Covid-19.
Tak hanya Indonesia, hampir seluruh negara di dunia juga mengonfirmasi warga masyarakat yang terkena virus corona atau SARS CoV2.
Oleh karenanya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian menetapkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global.
Beberapa negara langsung melakukan langkah masif yakni melakukan isolasi atau karantina wilayah.
Baca Juga: Panduan New Normal untuk Moms: Ini Hal yang Harus Moms Perhatikan Saat Mengasuh Si Kecil
Bahkan, ada yang melakukan lockdown untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Masyarakat diminta untuk tetap berada di rumah, termasuk banyak perusahaan yang akhirnya memberlakukan work from home (WFH).
Alat transportasi umum dibatasi, dan banyak toko, restoran, pusat perbelanjaan diminta untuk tutup.
Sayangnya, hal ini justru berdampak di berbagai sektor, terutama sektor perekonomian.
Namun seiring berjalannya waktu, beberapa negara mulai mengalami penurunan angka pasien Covid-19.
Di Indonesia sendiri, berbagai pembatasan aturan sudah mulai dilonggarkan dengan tatanan new normal atau aturan normal baru sejak 5 Juni 2020.
Saat itulah, berbagai aturan new normal mulai ditetapkan di berbagai sektor.
Salah satunya aturan yang diterbitkan Menkes Terawan.
Mengutip dari Kompas.com, aturan dari Menkes Terawan melalui Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
Baca Juga: Kembali Beraktivitas di Luar Rumah, Simak Panduan New Normal untuk Moms Hanya di Nakita.id
Sejak 15 Mei 2020, Presiden Joko Widodo dan jajarannya bersiap untuk memberlakukan tatanan new nomal di beberapa wilayah.
Ia bahkan melakukan peninjauan di beberapa lokasi keramaian.
Pemerintah awalnya menerapkan new normal untuk kembali menggerakkan kembali perekonomian yang sempat terhenti karena kebijakan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB).
Meski demikian, kondisi ini dinilai bisa jadi berisiko tinggi karena adanya beberapa alasan.
Hal ini sempat diungkapkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin.
"Masyarakat harus betul-betul disiplin, kalau tidak, bisa menimbulkan transmisi Covid-19 yang meningkat lagi," kata Wapres Ma'ruf Amin.
Pemerintah mulai melakukan berbagai upaya untuk kembali menormalkan berbagai sektor yang sempat 'lumpuh', terutama sektor ekonomi dalam tatanan new normal ini.
Terbukti, beberapa tempat keramaian mulai dibuka.
Baca Juga: Tetap Lakukan Olahraga di Luar Rumah Saat Masa Pandemi, Hal Ini Menurut WHO yang Harus Diperhatikan
Seperti mall atau pusat perbelanjaan, tempat wisata, bahkan pemerintah mulai melonggarkan transportasi ke dalam dan luar kota tetapi dengan mematuhi protokol kesehatan.
Melihat hal tersebut, maka era new normal pun sudah dapat dimasuki dengan kunci utama kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Protokol kesehatan tersebut berupa menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan tidak berkerumun dengan siapa pun.
Artinya, saat ini keberhasilan new normal tak hanya menjadi kewajiban pemerintah dan tenaga medis saja.
Masyarakat justru jadi ‘tokoh utama’ dalam keberhasilan new normal untuk segera menuntaskan masalah pandemi Covid-19 yang sudah mendunia ini.
Imbas New Normal Bagi Perempuan, Ibu Hamil, dan Menyusui
Sebelum pemerintah mulai menggalakkan era new normal, perempuan mendapat imbas yang cukup kuat, terutama dari segi kehamilan.
Hal ini karena adanya kebijakan work from home (WFH) dan berbagai aturan yang akhirnya membuat masyarakat harus berdiam diri di rumah.
Seperti data yang dikeluarkan United Nations Population Fund (UNFPA), badan PBB di bidang kesehatan seksual dan reproduksi, mengungkapkan dampak Covid-19 dalam skala besar terhadap perempuan.
Kondisi ini dikarenakan sistem kesehatan mengalami kelebihan beban, penutupan fasilitas atau hanya tersedianya pelayanan terbatas kepada perempuan dan anak perempuan.
Baca Juga: Hamil di Keadaan New Normal, Ini Nutrisi Ideal yang Perlu Diperhatikan oleh Moms
Gangguan pada rantai pasok global juga dapat berakibat pada keterbatasan ketersediaan alat kontrasepsi.
Keterbatasan tersebut akhirnya membuat angka kehamilan di seluruh dunia meningkat pesat.
Akibatnya, sebanyak 7 juta kehamilan tidak diinginkan akan terjadi jika karantina wilayah (lockdown) berlangsung hingga 6 bulan dan adanya gangguan pelayanan kesehatan.
Di mana untuk setiap rentang 3 bulan karantina wilayah, akan bertambah sekitar 2 juta perempuan yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi modern.
Meski demikian, perempuan rupanya justru memiliki peran penting dalam menjalani era new normal ini.
Hal ini diungkapkan Giwo Rubianto selaku Ketua Umum Kowani.
Mengutip dari Kompas.com, Giwo mengatakan, seorang perempuan terutama ibu memiliki kemampuan multi tasking selama masa pandemi.
Tak hanya mengurus rumah tangga, ia juga jadi guru bagi anak-anaknya yang belajar di rumah, hingga mendampingi suami.
Giwo menegaskan, "warga masyarakat termasuk perempuan merupakan sumber daya potensial dan berperan penting sebagai agen perubahan dari keberlanjutan pembangunan selama masa pandemi Covid-19."
Ia menekankan ibu memiliki penting sebagai garda terdepan dalam melakukan pencegahan dan penyiapan tatanan pengelolaan Covid-19 di dalam keluarga baik pada masa pandemi maupun dalam memasuki adaptasi kebiasaan baru.
"Meski semua berperan penting untuk membangun kesehatan keluarga, namun faktanya ibu memiliki peran sangat besar dalam menentukan kualitas kesehatan keluarga termasuk dalam memperkokoh pendidikan dan ketahanan mental keluarga," jelasnya.
Ia juga menambahkan, perempuan merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya sehingga harus memiliki berbagai aspek kecerdasan.
Giwo memaparkan perempuan harus cerdas meliputi; cerdas kodrati (memahami kodrat yang berbeda antara laki-laki dan perempuan), cerdas tradisi (mampu memilah dan memilih tradisi yang baik), cerdas sosial (mengtahui tata pergaulan sosial membangun karakter, membangun ekonomi dan pendidikan) serta cerdas profesi (melaksanakan profesi sebaik-baiknya termasuk menjadi ibu rumah tangga).
"Karena ibu berperan penting dalam masa depan keluarga bahkan bangsa ini," tutup Giwo.
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR