Saya sulit percaya, ilmu alam saya tak sampai di tingkat ini.
Ini fenomena alam langka bagi saya,” begitu tulisnya dalam pengakuan dan kesaksiannya.
Bencana tak hanya sampai pada hilangnya beberapa perkampungan. Tanah di Kelurahan Petobo kembali terbelah sehingga menyebabkan beberapa rumah kembali tenggelam dan berjalan terguling seperti terseret banjir sejauh puluhan meter.
“Saya yakin, setelah ini BPN kesulitan mematok tanah sesuai sertifikat,” tulis Eka.
Seolah jadi saksi kunci, Eka juga menceritakan bahwa ia mendapat banyak kesaksian lain dari korban yang ia tolong.
“Ada gadis remaja sedang mengendarai motor di daerah Petobo, tiba-tiba tanah terbelah, ia teggelam dalam tanah tertimbun sampai bagian leher, beruntung warga segera menolong.
Tanah terbelah dan ambruk lumayan lebar, sekitar 10 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter.
Setelah gempa susulan lagi, tertimbun lagi menjadi rata.
Rumah paman saya di sekitar Islamic Center Kel. Petobo hilang tak berbekas.
Paman saya masih melihat rumahnya berjalan sendiri.
Yang mengherankan, tiba-tiba paman saya sudah berada di dekat Terminal Petobo yang jaraknya hampir 1 kilometer.
Padahal dia hanya tiarap.
Source | : | Kompas.com,Kompas TV,tribun makassar |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR