Nakita.id – Permen, cokelat, manisan, hingga maupun makanan manis lainnya merupakan jenis camilan yang paling disukai oleh anak-anak.
Terkadang mereka harus berdebat dengan Moms hanya untuk membeli makanan itu.
Meski mereka makanan yang menyenangkan tetapi masalah dapat muncul ketika anak-anak mengonsumsi terlalu banyak gula.
Hal inilah yang membuat semua orangtua khawatir untuk membiarkan mereka mendapatkan makanan manis.
Pada dasarnya gula tidak selalu berdampak buruk bagi tubuh bergantung dengan janisnya dan seberapa banyak jumlahnya.
Gula termasuk dalam keluarga karbohidrat. Beberapa jenis gula yang lebih umum didengar yakni fruktosa, yang secara alami ditemukan dalam buah,
Ada juga laktosa, yang secara alami ditemukan dalam susu dan sukrosa jenis gula yang Moms miliki di rumah.
Masing-masing jenis gula ini mengandung 3,75 kalori untuk setiap gram gula, itu berarti akan ada 15 kalori untuk setiap sendok teh gula yang dimakan.
Gula sangat mudah dicerna di dalam tubuh dan diubah menjadi energi. Ini adalah proses yang sederhana.
Tidak ada hal berbahaya yang terjadi di tubuh anak ketika mereka makan gula.
Lantas apa yang terjadi jika anak terlalu banyak gula?
Dilansir dari Childrens Nutrition, terlalu banyak gula dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Baik orang dewasa maupun anak-anak, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko diabetes atau penyakit jantung.
Gula juga merupakan penyebab utama kerusakan gigi, tetapi kita tidak perlu khawatir tentang gula yang ditemukan secara alami dalam makanan seperti buah dan susu.
Karena gula ini dikemas dengan baik di dalam struktur makanan sehingga gula ini tidak bebas menyebabkan kerusakan gigi. kerusakan gigi.
Namun gula bebas lah yang dapat menyebabkab kerusakan gigi. Begitu juga ketika buah dijadikan jus, fruktosa alami menjadi gula bebas karena tidak lagi dikemas dan ini juga tidak baik untuk kesehatan gigi.
Gula bebas harus dihindari sebisa mungkin pada anak di bawah usia 4 tahun dan terutama pada anak di bawah 1 tahun.
Jika anak makan sesuatu yang manis, cobalah untuk membatasi jumlah waktu gula berada di dekat giginya dengan berkumur dengannya. air setelahnya.
Tapi apabila Moms ingin membuat perubahan, ada tiga jenis pemanis pengganti gula alami.
1. Madu
Madu sudah dikenal sejak lama sebagai pengganti gula dengan mengandung sejumlah kecil vitamin dan mineral, serta banyak senyawa tanaman yang memberikan manfaat anti-inflamasi dan antioksidan.
Dilansir dari Healthline, senyawa madu, seperti polifenol madu, dapat membantu memodulasi peradangan di tubuh.
Madu juga memiliki indeks glikemik yang sedikit lebih rendah daripada gula meja. Kualitas ini mungkin membuatnya lebih sehat daripada gula rafinasi.
2. Sirup maple
Sirup maple adalah cairan kental manis yang dibuat dengan memasak getah pohon maple.
Ini mengandung sejumlah kecil mineral, termasuk kalsium, kalium, besi, seng, dan mangan. Plus, kaya akan senyawa fenolik seperti lignan dan kumarin yang mungkin memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan.
Meskipun memiliki beberapa nutrisi dan antioksidan yang bermanfaat, sirup maple masih sangat tinggi gula sehingga harus digunakan dalam jumlah sedang.
3. Pure buah lainnya
Mengganti gula dengan saus apel atau pure buah lain seperti pisang adalah cara terbaik untuk mengurangi asupan gula halus.
Semua buah menawarkan manfaat kesehatan karena nutrisinya. Misalnya, pisang tumbuk kaya akan folat, mangan, magnesium, dan vitamin B6 dan C.
Tidak seperti gula rafinasi, buah umumnya dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk penurunan risiko penyakit kronis dan risiko kematian yang lebih rendah dari semua penyebab.
4. Gula organik mentah seperti kelapa dan stevia
Moms bisa memberikan anak dengan gula organik mentah seperti stevia seperti pengganti gula.
Pemanis alami lainnya adalah gula kurma yang merupakan kurma kering yang digiling menjadi bubuk. Sementara gula kelapa mengandung mineral, zat besi, seng, kalsium dan serat yang disebut insulin untuk menurunkan penyerapan glukosa.
Baca Juga: 5 Cara Membatasi Gula dan Makanan Manis Pada Anak Untuk Mencegah Diabetes
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR